Shalat Jumat di Bond Chapel Amerika: Ruang Ibadah Multireligi dan Refleksi Toleransi

18 Nov

Amerika, Santri Mengglobal - Pada Jumat, 15 November 2024, saya memiliki kesempatan untuk melaksanakan shalat Jumat di Bond Chapel, University of Chicago Amerika Serikat. Chapel ini memiliki keunikan tersendiri karena tidak hanya digunakan oleh satu agama, tetapi merupakan ruang ibadah untuk berbagai agama, termasuk Islam. 

Suasana shalat Jumat terasa inklusif dengan kehadiran wanita Muslimah yang turut serta melaksanakan ibadah. Mereka duduk di area yang telah disediakan di belakang jamaah pria, dan mengikuti prosesi khutbah dan shalat dengan penuh khidmat. 

Bond Chapel, yang terletak di Rockefeller Memorial Chapel, adalah sebuah bangunan bersejarah dengan arsitektur Gotik yang menawan, memiliki langit-langit tinggi dan kaca patri yang memancarkan cahaya lembut ke seluruh ruangan. Tempat ini dikenal sebagai simbol keterbukaan dan inklusivitas, di mana berbagai komunitas agama dapat beribadah dalam suasana yang penuh toleransi.

Azan dikumandangkan pada pukul 1:25 siang, tanpa bantuan speaker. Kami sudah berada di dalam, menunggu khatib yang sedikit terlambat. Khatib pada hari itu adalah Imam Christopher Abdul Karim, seorang co-founder Ojalá Foundation, sebuah organisasi yang berfokus pada komunitas Muslim Latino di Chicago. 

Setelah melaksanakan shalat Jumat, beliau berbicara dengan penuh keramahan tentang perkembangan Islam di tengah masyarakat Latina. Beliau menjelaskan bahwa pertumbuhan komunitas Muslim Latino di Amerika Serikat didorong oleh banyak faktor, termasuk pencarian identitas spiritual dan budaya yang selaras dengan nilai-nilai Islam, seperti penekanan pada keluarga dan solidaritas sosial.

Organisasi seperti Ojalá Foundation turut berperan menyediakan dukungan dan membangun komunitas bagi Muslim Latino, sehingga mereka dapat lebih mudah memahami dan mempraktikkan Islam. 

Kemudian, beberapa saudara Muslim di sini menyapa saya. Saya berkesempatan berbincang dengan Sherif, seorang mahasiswa jurusan ekonomi, dan Fuad, mahasiswa jurusan biofisika. Keduanya berasal dari Mesir, dan kami saling bertukar cerita tentang kehidupan di Chicago serta pengalaman belajar di luar negeri. 

Saat keluar dari chapel, saya melihat di teras depan terdapat meja informasi yang menyediakan materi tentang Ojalá Foundation. Selain itu, terdapat pula bake sale, yang menjual aneka roti untuk menggalang dana bagi HydePark Refugee Project. Kegiatan ini menunjukkan kepedulian komunitas Muslim terhadap isu-isu sosial, sekaligus mempererat hubungan antaranggota komunitas.

Bagi saya, shalat Jumat di Bond Chapel ini bukan hanya sekadar ibadah, tetapi juga menjadi momen refleksi yang mendalam. Saya belajar banyak tentang bagaimana keberagaman agama di Amerika Serikat dapat hidup berdampingan dengan damai, menciptakan harmoni yang saling menghormati. Pengalaman ini memperkuat keyakinan saya akan pentingnya toleransi dan persatuan di tengah perbedaan.

Amien Nurhakim, Peserta program Micro Credential (2024) Chicago, Amerika Serikat, Beasiswa non-Degree Dana Abadi Pesantren Kementrian Agama (Kemenag) berkolaborasi dengan LPDP dan Lembaga Pendidikan di Chicago selama dua bulan.*** (Amien Nurhakim)