Kota Taif: Destinasi Jamaah Umrah untuk Menyaksikan Jejak Dakwah Rasulullah

05 Dec

Kota Taif: Destinasi Jamaah Umrah untuk Menyaksikan Jejak Dakwah Rasulullah

Arab Saudi, Santri Mengglobal - Kisah perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW di Kota Taif adalah salah satu cerita yang akrab di kalangan umat Islam, terutama masyarakat Indonesia. Cerita ini sering diceritakan ulang dalam berbagai kesempatan, seperti saat peringatan Maulid Nabi atau kajian keislaman lainnya. Dalam kisah itu, penceramah selalu menggambarkan bagaimana Nabi Muhammad SAW dengan keteguhan dan kesabarannya menyampaikan Islam kepada penduduk Taif, meski harus menghadapi penolakan dan penghinaan.

Namun, akhir-akhir ini ada cara baru bagi umat Islam untuk memahami lebih mendalam perjuangan dakwah Rasulullah di kota Taif. Bukan hanya mendengar cerita di mimbar ceramah, akan tetapi bagi para jamaah umrah khususnya, kini mereka dapat langsung mengunjungi Kota Taif sebagai bagian dari rangkaian ibadah mereka. Bagi jamaah Indonesia, kunjungan ke Taif menjadi pengalaman yang unik dan mendalam, karena mereka tidak hanya mendengar kisah perjuangan Rasulullah, tetapi juga menyaksikan langsung tempat-tempat bersejarah yang menjadi saksi kegigihan rasulullah saw dalam menyebarkan Islam.

 

Kota Taif dalam Sejarah Islam

Taif adalah kota terbesar ketiga di Arab Saudi setelah Makkah dan Madinah. Kota ini terletak di tenggara Makkah, berjarak sekitar 70 kilometer atau sekitar dua jam perjalanan darat. Pada masa lalu, Taif dikenal sebagai tempat tinggal para bangsawan Quraisy yang membangun istana-istana megah. Namun, di balik kemegahan itu, masyarakatnya dikenal dengan berbagai kebiasaan buruk seperti riba, zina, dan minum khamar, yang mencerminkan kerusakan moral mereka.

Ketika dakwah Nabi Muhammad SAW ditolak secara terang-terangan oleh penduduk Makkah, beliau memutuskan untuk berdakwah di Taif. Beliau berharap masyarakat Taif akan lebih menerima ajaran Islam. Harapan ini juga didasarkan pada hubungan emosional Nabi dengan Taif, mengingat ibu susu beliau, Halimah As-Sa’diyah, berasal dari Bani Sa’ad, sebuah kabilah yang tinggal di kawasan tersebut. Nabi sendiri pernah menghabiskan masa kecilnya bersama Halimah di sekitar Taif.

 

Perjuangan Dakwah di Taif

Namun, kenyataan di Taif jauh dari yang diharapkan. Penduduknya justru menolak dakwah Rasulullah dengan keras. Tidak hanya dihina, Nabi bahkan dilempari batu hingga terluka parah. Meski begitu, beliau tetap mendoakan kebaikan bagi mereka. Kisah perjuangan ini begitu membekas hingga kini, dan beberapa lokasi di Taif menjadi saksi sejarah perjuangan tersebut.

Salah satu tempat penting adalah Masjid Kuk atau Masjid Mawqif, yang diyakini sebagai tempat Nabi beristirahat saat memasuki Taif. Selain itu, ada Masjid Addas, yang menjadi lokasi Nabi berlindung bersama Zaid bin Haritsah dari kejaran penduduk yang terus melempari mereka dengan batu. Di sebuah kebun anggur milik Utbah dan Syaibah, mereka bertemu Addas, seorang pelayan yang akhirnya masuk Islam setelah mendengar Nabi Muhammad SAW menceritakan kisah Nabi Yunus AS. Kisah ini menjadi pengingat bahwa di tengah kesulitan, selalu ada hikmah besar yang terjadi.

 

Kota Taif Kini

Saat ini, Taif telah berubah menjadi kota yang indah dan sejuk, berbeda dari banyak kota lain di Arab Saudi. Kota ini menjadi tempat rekreasi favorit bagi penduduk lokal dan wisatawan asing. Taif juga terkenal dengan tanahnya yang subur, menghasilkan buah-buahan seperti anggur, delima, dan buah ara, yang menjadi oleh-oleh favorit para pengunjung. Keindahan ini seolah menjadi jawaban atas doa Rasulullah SAW untuk penduduk Taif, meskipun mereka pernah menolak dakwahnya dengan sangat keras.

Bagi jamaah umrah, kunjungan ke Taif bukan sekadar perjalanan wisata, tetapi juga pengalaman spiritual yang mendalam. Mereka tidak hanya menikmati keindahan alam dan hasil bumi Taif, tetapi juga merasakan kedamaian yang merupakan buah dari perjuangan dan doa Nabi Muhammad SAW. Dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti Masjid Kuk dan Masjid Addas, mereka dapat lebih memahami betapa besar kesabaran dan kasih sayang Nabi dalam berdakwah, bahkan kepada orang-orang yang memusuhi beliau.

Kisah-kisah perjuangan Rasulullah yang mereka dengar di tempat aslinya memberikan perspektif baru yang lebih nyata dan mendalam. Kunjungan ini mengajarkan kepada jamaah bahwa meneladani Nabi Muhammad SAW tidak hanya sebatas mengenang perjuangan beliau, tetapi juga menerapkan nilai-nilai kesabaran, kasih sayang, dan keteguhan hati dalam kehidupan sehari-hari. Kota Taif, dengan segala keindahan dan sejarahnya, menjadi pengingat betapa besar pengorbanan Nabi dalam menyebarkan ajaran Islam.

Depok, 5 Desember 2024

Darma Ami Fauzi (Manager SM Foundation)